Jakarta Perkuat Langkah Atasi Polusi Udara Melalui Pemetaan Sumber Emisi Sektor Transportasi
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merilis laporan terbaru hasil pemetaan sumber emisi di sektor transportasi Jakarta sebagai bagian dari upaya strategis untuk mengatasi polusi udara.
"Dengan data ini, Jakarta lebih siap dalam menghadapi tantangan terkait polusi udara di masa depan,"
Laporan ini didukung dan diserahkan oleh inisiatif Clean Air Catalyst (CAC) Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), yang dilaksanakan oleh WRI Indonesia. Laporan tersebut dibuat bekerja sama dengan Puji Lestari dari Institut Teknologi Bandung (ITB) selaku Co-Principal Investigator USAID CAC.
Laporan ini menyajikan informasi komprehensif mengenai kontribusi emisi sektor transportasi dan distribusi polutan seperti partikulat (PM10, PM2.5, dan karbon hitam), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), dan senyawa organik volatil non-metana (NMVOC).
Retribusi Sampah Rumah Tangga Bakal Diterapkan 2025Hasil studi menunjukkan bahwa kendaraan berat, terutama truk, adalah penyumbang terbesar emisi partikulat (PM10, PM 2.5, dan karbon hitam), NOx, dan SO2. Sementara sepeda motor lebih banyak menyumbang emisi CO dan NMVOC.
Studi ini juga menganalisis dampak dari berbagai skenario langkah pengendalian di Jakarta yang mencakup lima wilayah administrasi. Skenario langkah pengendalian termasuk penerapan standar bahan bakar Euro IV, adopsi kendaraan listrik, dan penggunaan filter partikel diesel (DPF).
Hasilnya, penerapan standar bahan bakar Euro IV diproyeksikan mampu menurunkan emisi polutan seperti PM10 dan PM2.5 hingga 70 persen pada tahun 2030. Penurunan ini akan memberikan kontribusi bagi perbaikan kesehatan masyarakat, khususnya dalam menekan angka penyakit pernapasan dan penyakit kardiovaskular yang seringkali lebih tinggi di kawasan perkotaan.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, mengatakan kerja sama ini merupakan bukti komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan WRI Indonesia.
Ia menyampaikan, hasil studi yang dihasilkan memberikan informasi mendasar yang sangat diperlukan untuk memahami sumber polusi di Jakarta dan akan menjadi dasar pengembangan kebijakan pengendalian polusi yang tepat sasaran.
“Dengan data ini, Jakarta lebih siap dalam menghadapi tantangan terkait polusi udara di masa depan,” ujar Afan, Senin (14/10).
Ia menekankan pentingnya visi Jakarta sebagai kota yang terus berkembang menuju status kota global, Jakarta diharapkan mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan upaya menjaga kualitas lingkungan hidup.
“Solusi konkret dan berkelanjutan harus dihadirkan untuk mengatasi masalah polusi udara, dan kerja sama ini menjadi langkah strategis menuju Jakarta yang lebih hijau dan sehat bagi generasi mendatang,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyampaikan, langkah-langkah konkret telah dirancang untuk mengurangi polusi di Jakarta.
Ia menjelaskan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah menambah jumlah stasiun pemantau kualitas udara yang dapat diakses masyarakat secara real-time melalui, udara.jakarta.go.id, memperluas uji emisi kendaraan secara berkala, serta meningkatkan pengawasan terhadap industri yang berpotensi mencemari lingkungan.
“Selain itu, kami juga sedang mempersiapkan rencana memperluas kawasan rendah emisi (low emission zone) guna mengurangi tingkat polusi udara secara signifikan," ucap Asep.
Manajer Program Kualitas Udara WRI Indonesia dan Project Manager Clean Air Catalyst, Satya Utama mengatakan, laporan ini penting dalam mendukung kebijakan yang lebih komprehensif untuk pengendalian polusi udara.
Menurutnya, data yang dihasilkan dari studi ini memberikan gambaran lebih jelas mengenai tantangan polusi udara di Jakarta, khususnya dari sektor transportasi. Ia menambahkan, ini adalah upaya konkret dalam upaya mengurangi emisi, khususnya dari sektor transportasi untuk kualitas udara yang lebih baik.
“Selain membantu merancang kebijakan transportasi yang lebih ramah lingkungan, laporan ini juga akan mendukung upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dan mendukung upaya dukungan bagi warga yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi yang tinggi,” tandasnya.